Medan, ITSI – Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) menggelar kuliah umum bertemakan “Peluang dan Prospek SDM Perkebunan Kelapa Sawit” yang bertujuan untuk melibatkan milenial yang memiliki kompetensi lebih pada bidang sawit sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perkelapasawitan nasional yang berkelanjutan.
Kuliah umum ini menghadirkan narasumber Direktur Perlindungan Perkebunan Ditjenbun Kementerian Pertanian RI Bapak Ir. Baginda Siagian, M.Si yang digelar di Ruang Sidamanik LPP Agro Nusantara, Jl Williem Iskandar Medan, Jumat (30/12).
Rektor Institut Teknologi Sawit Indonesia Bapak Aries Sukariawan, SP., MP dalam sambutannya menjelaskan profil ITSI yang kini memiliki enam prodi setelah bertransformasi dari STIP-AP yaitu dua prodi D4 (Budidaya Perkebunan & Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan) dan S1 (Agribisnis, Proteksi Tanaman, Teknik Kimia, serta Sistem dan Teknologi Informasi). Kampus perkebunan ini menghimpun sekitar 1.600 mahasiswa, dari jumlah itu sekitar 180 mahasiswa berhasil menjadi penerima beasiswa pendidikan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Kampus ITSI yang baru saja merayakan Dies Natalis perdana pada 15 Desember lalu juga memberikan peluang kerja cukup tinggi bagi para lulusannya. Hal ini ditandai dengan 30% lulusan baru berhasil direkrut perusahaan perkebunan baik BUMN maupun swasta di berbagai provinsi. Terkait program beasiswa, Rektor ITSI mengharapkan agar kuota beasiswa pendidikan perkebunan dapat bertambah kedepannya dari BPDPKS dengan dukungan pihak lainnya.
Narasumber Bapak Ir. Baginda Siagian, M.Si menerangkan berdasarkan data terakhir, luas kebun sawit nasional melingkupi rakyat, perusahaan swasta dan BUMN mencapai 16,38 juta hektare yang terus menimbulkan peluang dan tantangan dalam pengelolaan kelapa sawit dan berkelanjutan, aktivitas, hilirisasi serta pangsa pasar sawit. Bapak Ir. Baginda Siagian, M.Si yang merupakan lulusan IPB Program Studi Sosiologi Pedesaan ini menjelaskan, ada penambahan kuota penerima beasiswa pendidikan perkebunan yang dikelola BPDPKS. Kuota penerima beasiswa ini naik dua kali lipat yakni dari 1000 kuota pada tahun 2022 akan naik menjas 2000 kuota pada 2023 mendatang.
Hal ini merupakan wujud komitmen visi dan misi bahwa pengelolaan dan benefit dari kelapa sawit juga kembali untuk kemajuan sawit, termasuk dalam bentuk beasiswa. “Dari sawit kembali ke sawit, kita harap para milenial kembali ke tempat masing-masing dan mengembangkan sawit, berkontribusi besar terhadap kelapa sawit nasional di masa depan” ungkapnya.

Bapak Ir. Baginda Siagian, M. Si mengharapkan ITSI menjadi mitra dalam mensosialisasikan informasi terkait peluang dan prospek dunia perkebunan masa depan dan bisa diakses serta diperoleh generasi yang akan datang. “Harapannya ITSI bisa menjadi candradimuka pengembangan kelapa sawit di Indonesia”, ungkapnya. Dari belasan juta hektare lahan sawit itu, 7,6 juta hektare diantaranya merupakan lahan perkebunan sawit rakyat (PSR) yang perlu pembenahan dari hulu hingga hilir dan pangsa pasarnya, maka peluang SDM di masa depan begitu besar dalam pengelolaan sawit rakyat misalnya peningkatan hasil panen menjadi sekitar 5-6 ton per hektare.
Perkebunan rakyat menjadi PR bersama dan perlu melibatkan milenial, kita punya lahan terbesar dan berpotensi menguasai pasar internasional. Kaum muda juga diharapkan membantu dalam melawan kampanye hitam terkait sawit, diantaranya tentang isu deforestasi, isu lingkungan, pemanasan global, keberlanjutan dan lainnya. Selain itu membantu dalam persoalan sertifikasi kelapa sawit seperti standar ISPO maupun RSPO agar komoditi unggulan itu diterima dengan baik di pasar internasional.