Medan– Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) menggelar Focus Group Dicussion (FGD) yang bertempat di Ruang Sawit LPP Agro Nusantara, Jl. Willem Iskandar Medan, Rabu, (18/09/2024).
Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan secara luring dan daring. Adapun narasumber yang mengisi materi FGD adalah Prof. Drs. Saiful Anwar Matondang MA, PhD (Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I); Dr. Chandra Situmeang SE, MSM, MPd, Ak, CA (Sekretaris Ikatan Akuntansi Indonesia Wilayah Sumut); Dr. Yeni Absah, S.E., M.Si (Sekretaris Forum Manajemen Indonesia (FMI); Dr. Rico Nur Ilham,SE., M.M (Asesor Kompetensi BNSP). Pelaksanaan FDG dipandu oleh Ibu Delyana R. Pulungan, S.E., M.Si selaku moderator.
FGD ini diikuti oleh dosen tetap ITSI dan praktisi dari berbagai perusahaan yang bermitra dengan ITSI. Diantaranya Hwin Dwi Putra (PT. Perkebunan Nusantara IV), Dodi Mulyanto (PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk), Gery Wahyudi Karim (PT.Herfinta Farm dan Plantation), Kukuh Imantyoko K Widodo (PT. Unilever Oleochemical Indonesia), dan Drs. Timbas Prasad Ginting (Ketua GAPKI Sumut).
Acara diawali dengan sambutan Kepala LLDikti Wilayah I. “Pendirian Prodi Baru perguruan tinggi dilakukan melalui sistem SIAGA untuk prodi akademik dan profesi, serta sistem SILEMKERMA untuk prodi vokasi”, demkian sambutan Prof. Drs. Saiful Anwar Matondang MA, PhD.
Dalam sambutan dan pembukaan acara, Rektor ITSI juga menyatakan bahwa pembukaan Program Studi baru ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan SDM oleh stakeholder perkebunan kelapa sawit. “Program studi baru yang diusulkan adalah jenjang Diploma II untuk tenaga level mandor yang diusulkan oleh Palmco, serta jenjang Sarjana yaitu Prodi Manajemen dan Akuntansi Perkebunan yang akan di sesuaikan dengan nomenklatur”, demikian pungkas Rektor ITSI.
Adapun pelaksanaan FDG berjalan dengan baik terlihat diskusi berlangsung lancar dengan beragam pertanyaan dan saran serta masukan yang membangun dari para stakeholder yang hadir. Sebagai penutuap didapatkan kesimpulan bahwa sikap “integritas” bisa diturunkan dalam Matakuliah Wajib Fakultas/Universitas yang menjadi ciri khas Perguruan Tinggi. Dan Perguruan Tinggi bisa menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri yang nantinya akan diturunkan pada Matakuliah serta harus tercantum pada CPL di dalam RPS Matakuliah. (TZA)